PONTIANAK, BERITABORNEO.CO.ID – 16 November 2024 – Perempuan muda Kalimantan Barat menunjukkan kontribusi nyata pada isu iklim melalui keterlibatan dalam program Global Girls Creating Change (G2C2). Program ini merupakan hasil kolaborasi antara Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial bersama Teens Go Green Indonesia serta Ecoxyztem Venture Builder yang bertujuan untuk mendorong keterlibatan perempuan muda dalam penelitian tentang dampak krisis iklim dan mengeksplor solusi inovatif untuk mengatasi tantangan ini.
Dalam rangkaian program ini, tim peneliti perempuan muda Kalimantan Barat yang terdiri dari Nadia Rahmattika, Pratiwi Amalia Putri, Uray Nur Afifah Az-Zahra, dan Nadiya Ulya Rahmatika mempresentasikan hasil penelitian mereka di acara Workshop Perempuan Muda Penggerak Pontianak pada Sabtu, 16 November 2024. Topik yang diusung adalah “Peran Perempuan Muda Kota Pontianak dalam Mengolah Sampah Plastik (Studi Kasus Program Operasi Plastik Borneo)”. Presentasi tersebut membahas bagaimana perempuan muda berperan aktif dalam mengelola limbah plastik dan mendorong upaya kolaboratif untuk menjaga lingkungan Kota Pontianak.
Hari berikutnya, pada Rabu, 20 November 2024, tim peneliti perempuan muda bersama Yayasan Humanis melakukan kunjungan ke basecamp Komunitas Susur Galur di lantai 2 Pasar Pagi Purnama, Pontianak. Komunitas ini dipilih menjadi objek penelitian karena memiliki inisiasi program inovatif bernama “Operasi Plastik Borneo”. Program tersebut bertujuan untuk mengurangi limbah plastik dengan cara mendaur ulangnya menjadi produk bernilai tambah yang estetis, contohnya seperti pouch, penutup botol, asbak, tatakan gelas, dan aksesoris lainnya. Penerapan program berbasis komunitas ini menciptakan solusi berkelanjutan yang bisa menjadi inspirasi besar dalam upaya memberdayakan masyarakat untuk lebih peduli terhadap isu iklim secara kolektif.
Dari program G2C2 membuktikan bahwa perempuan muda memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan yang signifikan dalam menghadapi isu iklim. Melalui penelitian dan aksi nyata, perempuan bisa terus menunjukkan potensi besar untuk menciptakan solusi berkelanjutan di tengah krisis iklim. Kolaborasi antar komunitas dan partisipasi aktif inilah yang menjadi kunci dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan di Kalimantan Barat dan sekitarnya.