BERITABORNEO.CO.ID Kubu Raya-Anggota DPR RI Komisi IX, H. Alifufdin SE., MM bersama mitra kerja BKKBN Kalimantan Barat adakan adakan Sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana di Gedung Serba Guna, Mega Timur, Kecamatan Sungai Ambawang pada Sabtu, 09-November-2024.
Sosialisasi yang dihadiri Ketua Pokja Orientasi TPK-PPS sekaligus Widyaiswara Ahli Madya Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Provinsi Kalimantan Barat, Drs Pranowo Adi, Kepala Dinas Perlindungan Anak Kabupaten Kubu Raya, Tut Wuri Handayani serta Anggota DPR RI Komisi IX, H. Arifuddin SE., MM dihadiri ratusan warga.
Tut Wuri Handayani, salah satu pemateri dalam sosialisasi tersebut menyampaikan terkait Perkawinan Anak di Kubu Raya sangat tinggi di antara Kabupaten/Kota yang ada di Kalimantan Barat. Menurutnya, kurangnya sosialisasi yang sampai kepada masyarakat terkait Bina Keluarga Berencana (BKB) menyebabkan angka perkawinan anak masih sangat dominan.
“Kubu Raya, angka perkawinan anak termasuk paling tinggi. Data dari Pengadilan Agama Sui Raya, pasangan perkawinan anak dari agama Muslim saja ada sebanyak 48 pasang, dari non muslim 44 pasang data dari Dukcapil pada 2023. Ini kurangnya pengetahuan masyarakat tentang dampak buruknya pelaku perkawinan anak.” Paparnya.
Selain Perkawinan Anak, Keluarga Berketahanan juga menjadi pembahasan dalam sosialisasi tersebut. Hal ini disampaikan oleh Ketua Pokja Orientasi TPK-PPS, Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Barat, bahwa selain pengetahuan tentang dampak buruk Perkawinan Anak, Keluarga Berketahanan juga penting disosialisasikan sebab berkaitan dengan pencegahan stunting.
“Keluarga harus berketehanan. Nikah usia ideal wanita 21 tahun, pria 25 tahun. Nikah muda boleh, asal mengikuti usia ideal. Karena jika tidak, stunting akan terjadi.” Ungkap Kepala BKKBN Kalimantan Barat.
Ia menambahkan, program HPK (1000 Hari Paska Kelahiran) juga urgent untuk disampaikan kepada para calon pasangan sebelum menikah menuju Bangga Keluarga Berencana.
“Seribu Hari Paska Kelahiran adalah porgam gizi kepada anak paska lahir. Jika ini tidak diperhatikan baik-baik, stunting lagi ini namanya.” Lanjutnya
Sementara itu, Alifufdin, Anggota DPR RI Komisi IX di penghujung acara menuturkan, BKKBN ke depan ditangani kementerian langsung, di mana selama ini masih dalam atau di bawah naungan. Iapun berharap ke depan BKKBN semakin lebih intens lagi dalam menggalakkan program untuk menurunkan stunting.
“Kemarin BKKBN masih di bawah naungan, sekarang sudah punya kementrian sendiri setelah Pak Prabowo meresmikan. Saya berharap ke depan program ini semakin intens untuk mengedukasi masyarakat.” Harapnya.
Sebagai penutup, Alifufdin kembali mengingatkan seluruh hadirin untuk sama-sama mencegah stunting untuk menuju Keluarga Berencana yang diprogramkan BKKBN.
“Mari kita sama-sama cegah stunting demi keberlangsungan keluarga bahagia bagi kita semua dan menuju keluarga berencana sesuai program BKKBN.” Tutupnya.